Setelah mengabdi kurang lebih 4 tahun 3 bulan di pemerintahan urusan perencanaan pembangunan daerah, pada akhirnya bulan Mei Tahun 2019, bertepatan dengan hari kerja terakhir di bulan Ramadhan, saya memutuskan untuk resign.
 |
Pura-pura kerja |
Kata orang, comfort zone itu adalah tempat yang paling buruk untuk berkembang.
Sebagai anak IT, saya resign di puncak comfort zone saya. Ketika seluruh proses bisnis perencanaan pembangunan sudah saya rampungkan dalam bentuk aplikasi sehingga tidak ada proses manual lagi.
Padahal karena gajinya juga kurang sih. Hahaha.
---
Bekerja di pemerintahan bagian perencanaan daerah mengajarkan saya bahwa perencanaan itu sangat penting dan ilmunya bisa digunakan pada dimensi apa saja seperti perusahaan, lembaga, organisasi, bahkan diri sendiri. Pastinya, saya tidak mungkin resign tanpa rencana yang matang.
Saya berencana untuk membuat perusahaan startup software house khususnya di bidang tailored software. Beruntungnya saya, pelajaran saat kuliah dulu, bisa diimplementasikan dengan skala yang lebih luas dengan pengguna yang banyak dan beragam.
Tentunya, saya tidak sendirian. Saya mendirikan perusahaan ini dibantu dengan 2 rekan teknis dan 1 investor.
---
Paling awal, tentu saja modal usaha. Modal pendirian perusahaan kami ini bisa dibilang minim karena investor sudah memiliki beberapa perusahaan yang bisa dipinjamkan resource-nya seperti kantor dan komputer. Hal ini sangat membantu sehingga alokasi dananya bisa kita alihkan ke bagian marketing atau pemasaran.
 |
Kantor pertama kami |
Saya ingat, modal awal perusahaan hanya untuk membeli laptop medium-spec, kursi, meja, dan beberapa web template. Printer kami coret dari pembelian modal, karena saya sudah punya printer awet untuk kantor kami. Printer yang sudah saya pakai sejak tahun 2014, yaitu HP Deskjet Ink Adventage 2020hc. Saya bahagia banget pakai printer ini karena hemat dan tangguh. Bayangin aja 1 cartridge bisa untuk cetak 3 rim kertas 😍
 |
Usianya sudah 7 tahun, stay strong |
Saran saya buat teman-teman yang merintis usaha startup, printer hemat itu sangat penting. Banyak banget dokumen yang perlu dicetak saat merintis perusahaan seperti mencetak surat penawaran, profil perusahaan, receipt, invoice, dokumen perizinan dan yang lainnya. Jangan sampai baru nyetak 1 profil perusahaan, tintanya sudah habis. Bisa-bisa pengeluaran ATK kita jadi tinggi.
Seluruh dokumen tersebut bisa saja sih nyetak di percetakan atau di warnet. Tapi percayalah ketergantungan sama abang percetakan itu tidak ada manfaatnya baik dari segi emosional dan finansial kita.
Sebenarnya saya mau saranin printer yang saya gunakan, tapi sayangnya sudah discontinue. Jadi buat teman-teman yang butuh rekomendasi printer untuk usaha startup-nya, saya sarankan menggunakan HP Deskjet Ink Adventage 2336 All-in-one Printer.
Harganya yang cukup terjangkau sekitar 650ribuan, bisa mencetak hingga 350 halaman (untuk tinta hitam) dan 150 halaman (untuk tinta warna), dilengkapi fitur scanner dan fotokopi. Tentunya logo HP di printer ini juga memberikan rasa aman dan nyaman untuk pelayanan aftersales yang tersebar di seluruh Indonesia. Who can resist this?
Printer laser mungkin lebih cepat dan lebih bagus dalam kualitas cetakan. But believe me, harga printer dan cartridge-nya bisa kita alihkan untuk biaya operasional perusahaan selama 1-2 bulan karena cashflow perusahaan jauh lebih penting, apalagi pada fase awal merintis.
Lagian tidak ada perbedaan waktu pengurusan izin usaha untuk kelengkapan dokumen yang dicetak menggunakan laser 😅
---
Menjalankan perusahaan startup itu berat. Mungkin tidak untuk semua orang. Yang paling mudah dalam prosesnya itu cuma 1, yaitu membuat legalitas perusahaan. Sebenarnya ya sulit juga, karena memerlukan biaya, tenaga dan waktu yang lumayan panjang untuk mengurus akta dan perizinan perusahaan. Bayangin aja itu bagian yang paling mudahnya.
Mengelola tim, hubungan ke klien, mengurus administrasi, pemasaran, membuat produk, layanan purna jual, semua dilakukan secara sekaligus oleh tim yang sedikit. Kalau bisa diasosiasikan, mirip seperti truk Over Dimension Overload (ODOL) viral yang oleng beberapa waktu lalu.
Kabar baiknya, tidak sedikit perusahaan startup yang berhasil. Bahkan perusahaan asli Indonesia. Ketika orang lain bisa membangun perusahaan rintisan dan berhasil, mengapa kita tidak bisa?
Dari pengalaman 2 tahun saya menjalankan perusahaan startup ini, saya mendapatkan beberapa pengalaman berharga yang mungkin teman-teman bisa ambil untuk keep up with kardashian perusahaan startup-nya.
Mental Adamantium
Ketika mental baja tidak cukup untuk mendirikan perusahaan startup. Faktor internal dan eksternal tentunya akan banyak mempengaruhi visi kita. Beruntung kalau positive vibes, kalau negative?
Banyak kesalahan dan masalah sudah pasti, tapi harus keep movin’ dan fokus kepada solusi, bukan untuk ditangisi.
Baik Kepada Semua Orang
Berbuat baik kepada teman, lawan, atau bahkan orang yang tidak kita kenal. Kita tidak tau apakah orang tersebut menjadi calon konsumen kita kelak. Ketika kita berbuat baik, besar kemungkinan power of word of mouth terjadi. Karena secara naluri manusia, tentunya kita akan merekomendasikan sesuatu yang baik ketika dihadapkan oleh pilihan.
Perlu diingat bahwa, perbuatan baik kepada orang itu, sebenarnya adalah perbuatan baik untuk kita sendiri.
Tentukan Prioritas
Kelola prioritas sangat penting. Dahulukan yang penting dan mendesak. Cara mengetahuinya gampang dengan metode “Ketika pekerjaan tersebut (akan) menghasilkan uang, maka penting dan mendesak”. Bisa diurutkan berdasarkan banyaknya uang yang (akan) dihasilkan.
Team Work
Mendirikan perusahaan startup tidak bisa sendirian. Setidaknya kita butuh co-founder 1 atau 2 orang yang memiliki visi yang sama dan siap menemani kita baik di masa senang ataupun sulit. Poin plus apabila chemistry-nya dapet.
If you want to go fast, go alone. If you want to go far, go together. -- African Proverb
Kalimat diatas tidak bohong lho.
Family Support
Last but not least, dukungan keluarga. Pada fase awal, mungkin kita tidak menghasilkan banyak uang untuk keluarga. Mungkin, saat weekend juga masih berjibaku dengan pengembangan produk. Mungkin, bangunnya kesiangan karena tidurnya kepagian.
Segera minta maaf, kemudian minta do’a dan dukungan keluarga. That means a whole world!
---
Perusahaan startup kami belum sebesar Tokopedia, Traveloka ataupun Gojek. Tapi, saya harap beberapa tips ini bermanfaat buat teman-teman yang ingin memulai perusahaan startup.
Gagal itu biasa, yang luar biasa itu ketika kita bangkit kesekian kalinya dan mengambil pelajaran berharga dari kegagalan kita sebelumnya.