Kalau saya memulai blog ini sejak Tahun 2008, saya memulai menyukai fotografi sejak Tahun 2009. Usianya cuma beda setahun. Kalau ngeblog kelas 1 SMA dan fotografi kelas 2 SMA. Niatannya emang foto buat mendukung tulisan. Dan satu-satunya kamera yang saya pakai adalah Nikon D90 lawas.
Sejauh ini, saya menganut b yang hanya menggunakan 1 lensa 1 kamera walaupun pengennya lebih. Jadi lensa yang terakhir saya pakai adalah Nikon 40mm 2.8 Micro. Hasil foto bisa liat disini yah: Short Trip - Sumatera Barat.
---
Sebelumnya, saya punya lensa kit Nikon 18-105mm 3.5-4.5. Cuma ini lensa udah saya jual dulu buat beli film 😅 Walaupun ya sekarang akhirnya juga pensiun motret film ya. Bayangin dulu bisa beli film dengan harga 20rb, sekarang harganya minimal 60rb. Itupun udah susah nyarinya 😢
Teman-teman bisa intip lapak kamera dan film saya dulu: Kakikuda Store.
Ok, let's talk about this, Nikon 40mm 2.8. My super duper favorite lens, The Weirdo. Lensa yang jarang digunakan para fotografer. Lensa yang mungkin hanya dipandang sebelah mata, kayak Chelsea di Champions League 😅
Foto kardus biar berasa unboksing |
Ada beberapa faktor, yang pertama ini lensa makro. Foto makro ini memotret benda dengan sangat dekat sehingga menampakkan detail-detail yang tidak kelihatan oleh mata kita. Misal foto nyamuk, foto kelopak bunga, atau foto-foto lainnya. Untuk foto makro, lensa ini lumayan bagus. Tapi, karena ukurannya cuma 40mm, jadi "kurang makro" gitu. Dimana biasanya lensa makro itu minimal banget ukurannya 60mm atau 80mm.
Kedua, lensa ini memiliki format DX. Dimana hanya bisa digunakan untuk kamera-kamera "non-profesional". Jadi kamera profesional itu identik dengan Full Frame (FF) yang biasanya harganya lebih mahal daripada kamera lainnya. So, lensa ini jarang dilirik oleh fotografer lain karena tidak future-proof. Duh istilah awak udah kayak orang propesional aja 😰
Oke, yang terakhir. Ini lensa sudut pandangnya agak sempit. Sedikit menyusahkan ketika menggunakan lensa ini untuk foto landscape. Jadi kalau mau foto landscape gitu, harus mundur jauh bener baru dapat angle dan view yang baik.
Kesimpulannya, lensa ini ngga future-proof, sulit foto landscape, dan untuk makro kemampuannya ya biasa aja gitu.
But, I loved this lens. Againts all odds. Sah bener jadi anak senja ini mah.
---
This Weirdo menemani saya hampir 7 tahun. Lebih lama dibanding lensa sebelumnya yaitu 4 tahun. Hal yang paling saya suka yaitu bukaan-nya 2.8 jadi bisa foto di tempat remang-remang gitu masih bagus. Kadang suka foto anak di kamar dengan pencahayaan minim, masih bagus. Mungkin kalau rumah Rafi Ahmat yang terangnya kayak konter hape ga ngefek pake ini lensa.
Kamar gelap modal lampu 3w |
Kemudian NO ZOOM-ZOOM! Jadi ga perlu mikir lagi tentang posisi objek. Kalau kurang jauh, tinggal mundur. Kalau kurang dekat, tinggal maju 😅 Jadi konsepnya sama kayak kamera point-and-shoot atau sama kayak kamera handphone (yang ga pake zoom).
Selanjutnya, buat foto produk atau makanan, rancak bana! Dulu seluruh foto produk, instagram, dan cookpad istri semuanya pakai lensa ini. No complaints!
Seiko-ji |
Terakhir adalah warnanya. Tone color yang warm dengan high contrast dan high detail. Sangat-sangat tipe saya sekali. Buat yang ga suka kontras bakal ga suka sama lensa ini, alias perlu diedit lagi.
---
Tulisan ini untuk mengenang The Weirdo. Sebuah tulisan yang penuh dengan kenangan manis. Kenangan buruk ada sih yang kadang salah pokus. Emang ga ada lensa yang sempurna dengan harga murah. Tapi, lensa ini cukup versatile dan all-rounder buat yang sering foto objek di rumah dan sesekali bepergian.
Semoga pemilik The Weirdo selanjutnya, tetap memegang teguh pancasila sebagai dasar negara tanpa perlu mengepakkan sayap kebhinekaan.
Baca ini lgs Inget Ama Nikon ku yg udh nganggur di lemari sejak 2019 wjwkwkwkwk. Akibat pandemi ga kemana2. Ga tau deh itu lensa masih baik2 aja ATO jamuran hahahha. Sbnrnya aku sendiri udh ga pengen pake DSLR mas. Ribet bawanya. Udh kepikiran mau jual, tapi ada rasa berat juga hahahaha. Ntah apa maunya ini.
ReplyDelete