Akhirnya saya motret pakai smartphone. Setelah beberapa hari lalu menjual lensa kesayangan yang disebabkan kamera saya shutternya lagi macet. Mungkin sudah usia, karena si kamera udah nemenin saya hampir 12 tahun, dan baru kali ini rusak.
Agak canggung pada awalnya, karena biasanya saya motret dengan rasio 3:2. Rasio default 16:9 di smartphone rasanya terlalu lebar dan banyak distorsi.
---
I'm not a good mobile photographer. Cupu bener makanya jarang pakai. Kalau motret pakai dedicated camera, hasil poto saya masih kelihatan bagus karena ketolong bagusnya image processing di kamera. Jadi ketika pakai smartphone, kalo hasilnya burik ya burik aja gitu 😅
Learning by practice.
Kata-kata yang benar bermanfaat bagi saya yang pemula ini. Setelah konsisten beberapa hari ini untuk foto produk, akhirnya saya ketemu "chemistry" dengan si kamera hape ini. Oiya, yang bikin canggung itu karena teknik pengambilannya ya, yang biasanya ngeker nempel di mata, sekarang posisinya sekitar 30 cm di depan mata.
Jadi, saya punya 2 gambar. Teman-teman bisa coba tebak gambar mana yang dipotret pakai smartphone, dan gambar mana yang dipotret pakai DSLR.
Gambar One |
Gambar Loro |
Jawabannya bisa ditulis di kolom komentar yaaa! Ga perlu suskreb dan laik man-teman.
Nenek-nenek seperti saya segalanya mengalir apa adanya saja. Motret bawaan dari hp. Pake teori "semaunya". Setelah baca artikel ini saya sadar. Makanya hasil pemotretan saya tak ada yang waras. He he terima kasih, Mas Andie.
ReplyDeleteKetika sudah mengaplikasi teori semaunya, berarti tingkatannya sudah pro mbak. Udah artist gitu :))
DeleteBeneran dahh
Kurang tahu soal kamera, sih, cuma salfok sama novelnya apalagi yang Kamikaze suka aja baca novel ala-ala Jepang gitu.
ReplyDeleteKamikaze itu majalah mbak, Majalah Angkasa.. Kalau yang thing explainer bukan novel si, kayak apa ya.. susah juga nyebutnya wkwkwk
DeleteKamikaze wah novel di atas berat-berat, tapi menarik aja buat dibaca ... sering liat anime misalnya naruto, xixi.
ReplyDeleteGa beraaat karena cuma majalah mbak
DeleteSama kayak Mbak Dyah nih apalagi kamikaze itu selalu keren dan kamikaze artinya angin dewa bukan?
ReplyDeleteBisa jadi sih mbak, cuma ni kamikaze tentara AU jepang tentara bunuh diri..
DeleteMaaf, aku cuma fokus sama novelnya sih menarik untuk dibaca walau kayaknya isinya berat. Gak paham tentang kamera, hehe.
ReplyDeleteMajalah dan bukunya bagus emang bagus mbak.. bagus buat ditengok-tengok daripada di baca wkwkwk
DeleteAku jarang juga foto mau pakai kamera hp ataupun kamera biasanya, jadi kurang tahu soal beginian. Kamikaze kalau tidak salah taktik perang yang biasa disebut angin dewa dan ini brutal 'kan? Jadi pengin baca tuh buku.
ReplyDeleteYahh, ini majalah dan baru aja kemarin laku mbak..
DeleteAku malah belum pernah foto pakai kamera lensa kang, selalu pakai hape terus. Memang sih hasilnya tidak sebagus kamera DSLR tapi lumayanlah buat sekedar menyimpan momen.😄
ReplyDeleteGa mungkin bisa motret tanpa lensa bang wkwkkw
DeleteBener mas, sekarang sih niatnya untuk nyimpan momen, plus motret barang jualan :))