March 15, 2021

Bukan Unicorn

Setelah mengabdi kurang lebih 4 tahun 3 bulan di pemerintahan urusan perencanaan pembangunan daerah, pada akhirnya bulan Mei Tahun 2019, bertepatan dengan hari kerja terakhir di bulan Ramadhan, saya memutuskan untuk resign.

Pura-pura kerja

Kata orang, comfort zone itu adalah tempat yang paling buruk untuk berkembang.

Sebagai anak IT, saya resign di puncak comfort zone saya. Ketika seluruh proses bisnis perencanaan pembangunan sudah saya rampungkan dalam bentuk aplikasi sehingga tidak ada proses manual lagi.

Padahal karena gajinya juga kurang sih. Hahaha.

---

Bekerja di pemerintahan bagian perencanaan daerah mengajarkan saya bahwa perencanaan itu sangat penting dan ilmunya bisa digunakan pada dimensi apa saja seperti perusahaan, lembaga, organisasi, bahkan diri sendiri. Pastinya, saya tidak mungkin resign tanpa rencana yang matang.

Saya berencana untuk membuat perusahaan startup software house khususnya di bidang tailored software. Beruntungnya saya, pelajaran saat kuliah dulu, bisa diimplementasikan dengan skala yang lebih luas dengan pengguna yang banyak dan beragam. 

Tentunya, saya tidak sendirian. Saya mendirikan perusahaan ini dibantu dengan 2 rekan teknis dan 1 investor. 

---

Paling awal, tentu saja modal usaha. Modal pendirian perusahaan kami ini bisa dibilang minim karena investor sudah memiliki beberapa perusahaan yang bisa dipinjamkan resource-nya seperti kantor dan komputer. Hal ini sangat membantu sehingga alokasi dananya bisa kita alihkan ke bagian marketing atau pemasaran.

Kantor pertama kami

Saya ingat, modal awal perusahaan hanya untuk membeli laptop medium-spec, kursi, meja, dan beberapa web template. Printer kami coret dari pembelian modal, karena saya sudah punya printer awet untuk kantor kami. Printer yang sudah saya pakai sejak tahun 2014, yaitu HP Deskjet Ink Adventage 2020hc. Saya bahagia banget pakai printer ini karena hemat dan tangguh. Bayangin aja 1 cartridge bisa untuk cetak 3 rim kertas 😍

Usianya sudah 7 tahun, stay strong

Saran saya buat teman-teman yang merintis usaha startup, printer hemat itu sangat penting. Banyak banget dokumen yang perlu dicetak saat merintis perusahaan seperti mencetak surat penawaran, profil perusahaan, receipt, invoice, dokumen perizinan dan yang lainnya. Jangan sampai baru nyetak 1 profil perusahaan, tintanya sudah habis. Bisa-bisa pengeluaran ATK kita jadi tinggi.

Seluruh dokumen tersebut bisa saja sih nyetak di percetakan atau di warnet. Tapi percayalah ketergantungan sama abang percetakan itu tidak ada manfaatnya baik dari segi emosional dan finansial kita.

Sebenarnya saya mau saranin printer yang saya gunakan, tapi sayangnya sudah discontinue. Jadi buat teman-teman yang butuh rekomendasi printer untuk usaha startup-nya, saya sarankan menggunakan HP Deskjet Ink Adventage 2336 All-in-one Printer.

HP Deskjet Ink Adventage 2336 - Credit: Erasupplies

Harganya yang cukup terjangkau sekitar 650ribuan, bisa mencetak hingga 350 halaman (untuk tinta hitam) dan 150 halaman (untuk tinta warna), dilengkapi fitur scanner dan fotokopi. Tentunya logo HP di printer ini juga memberikan rasa aman dan nyaman untuk pelayanan aftersales yang tersebar di seluruh Indonesia. Who can resist this?

Printer laser mungkin lebih cepat dan lebih bagus dalam kualitas cetakan. But believe me, harga printer dan cartridge-nya bisa kita alihkan untuk biaya operasional perusahaan selama 1-2 bulan karena cashflow perusahaan jauh lebih penting, apalagi pada fase awal merintis.

Lagian tidak ada perbedaan waktu pengurusan izin usaha untuk kelengkapan dokumen yang dicetak menggunakan laser 😅

---

Menjalankan perusahaan startup itu berat. Mungkin tidak untuk semua orang. Yang paling mudah dalam prosesnya itu cuma 1, yaitu membuat legalitas perusahaan. Sebenarnya ya sulit juga, karena memerlukan biaya, tenaga dan waktu yang lumayan panjang untuk mengurus akta dan perizinan perusahaan. Bayangin aja itu bagian yang paling mudahnya.

Mengelola tim, hubungan ke klien, mengurus administrasi, pemasaran, membuat produk, layanan purna jual, semua dilakukan secara sekaligus oleh tim yang sedikit. Kalau bisa diasosiasikan, mirip seperti truk Over Dimension Overload (ODOL) viral yang oleng beberapa waktu lalu. 

Truk ODOL - Credit: Berita Papua

Kabar baiknya, tidak sedikit perusahaan startup yang berhasil. Bahkan perusahaan asli Indonesia. Ketika orang lain bisa membangun perusahaan rintisan dan berhasil, mengapa kita tidak bisa?

Dari pengalaman 2 tahun saya menjalankan perusahaan startup ini, saya mendapatkan beberapa pengalaman berharga yang mungkin teman-teman bisa ambil untuk keep up with kardashian perusahaan startup-nya.

Mental Adamantium

Ketika mental baja tidak cukup untuk mendirikan perusahaan startup. Faktor internal dan eksternal tentunya akan banyak mempengaruhi visi kita. Beruntung kalau positive vibes, kalau negative?

Banyak kesalahan dan masalah sudah pasti, tapi harus keep movin’ dan fokus kepada solusi, bukan untuk ditangisi.

Baik Kepada Semua Orang

Berbuat baik kepada teman, lawan, atau bahkan orang yang tidak kita kenal. Kita tidak tau apakah orang tersebut menjadi calon konsumen kita kelak. Ketika kita berbuat baik, besar kemungkinan power of word of mouth terjadi. Karena secara naluri manusia, tentunya kita akan merekomendasikan sesuatu yang baik ketika dihadapkan oleh pilihan.

Perlu diingat bahwa, perbuatan baik kepada orang itu, sebenarnya adalah perbuatan baik untuk kita sendiri.

Tentukan Prioritas

Kelola prioritas sangat penting. Dahulukan yang penting dan mendesak. Cara mengetahuinya gampang dengan metode “Ketika pekerjaan tersebut (akan) menghasilkan uang, maka penting dan mendesak”. Bisa diurutkan berdasarkan banyaknya uang yang (akan) dihasilkan. 

Team Work

Mendirikan perusahaan startup tidak bisa sendirian. Setidaknya kita butuh co-founder 1 atau 2 orang yang memiliki visi yang sama dan siap menemani kita baik di masa senang ataupun sulit. Poin plus apabila chemistry-nya dapet.

If you want to go fast, go alone. If you want to go far, go together. -- African Proverb

Kalimat diatas tidak bohong lho.

Family Support

Last but not least, dukungan keluarga. Pada fase awal, mungkin kita tidak menghasilkan banyak uang untuk keluarga. Mungkin, saat weekend juga masih berjibaku dengan pengembangan produk. Mungkin, bangunnya kesiangan karena tidurnya kepagian.

Segera minta maaf, kemudian minta do’a dan dukungan keluarga. That means a whole world!

---

Perusahaan startup kami belum sebesar Tokopedia, Traveloka ataupun Gojek. Tapi, saya harap beberapa tips ini bermanfaat buat teman-teman yang ingin memulai perusahaan startup. 

Gagal itu biasa, yang luar biasa itu ketika kita bangkit kesekian kalinya dan mengambil pelajaran berharga dari kegagalan kita sebelumnya.

33 comments:

  1. kalau ingat di pemerintahan daerah dan aplikasinya saya jadi ingat aplikasi Simbada
    masukin pengeluaran barang satu per satu hehe
    semangat bang buat usaha barunya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Simbada bang? Belum pernah denger sih bang, paling itu Simda buatan BPKP..

      Kalau Simbada kayak nama spiker di warnet dulu bang :))

      Delete
  2. baaaang kenapa pula gaji pas dipemerintahan itu kau ungkapkan bang, bwahahhaha

    eh tapi yang sekarang insya Alloh lebih sukses ya Bang...sudah jalan 2 tahun, wajar kalau awal awal banyak pelajaran berharga karena molai merangkak...insyaAlloh nanti tahun tahun selanjutnya udah molai kokoh pondasinya dan tinggal memanen hasilnya :)

    btw bener banget tuh kalau awal awal bikin pt...musti diperhitungkan pula modal dari sisi atknya...termasuk printer, soalnya pesti banyak ngeprint dan bikin surat ini itu...

    ku juga ada cita cita bikin pt bang suatu saat nanti #ngimpi duku boleh dong, hahahhahah, tapi bukan starup...pengennya pemborong skala gede..yakali w ngimpi aja dulu siapa tahu kesampaian wkwkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aaamiiin!

      Bener mbak, ga mungkin rasanya ngasih penawaran lewat watsap :))

      Aamiin mbak nit, semoga tercapai ya mimpinya.. Kalau pemborong harusnya skala gede mbak, kalo kecil pengecer namanya wkwkwk.. Eh, perusahaan starap ga harus di teknologi kokk..

      Selama bentuknya masih rintisan (baru/awal) bisa disebut rintisan..

      Delete
  3. beydewey..ketahuan nih suka ngikutin acaranya mbak kim kardashian wkwkwkkwk...sama sih kujuga hahahha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di rumahku cuma pake antenna mbak, ga sampe channel E! itu di tipi wkwkwk

      Delete
  4. Ketika orang lain bisa membangun perusahaan rintisan dan berhasil, mengapa kita harus? *eh

    🤣🤣🤣

    Selamat ya Mas Andie sudah berani keluar dari comfort zonenya

    Tipsnya oke banget, semoga unicornnya cepet gede dan beranak pinak. Sukses ya shaaay *ngomong ala bunda Rita Sugiarto* 🤣

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wado, ketauan umur mbak pit bawa-bawa bunda Rita wkwkwkwkwk

      Amiiiin, makasi doanya ya mbak Pit

      Delete
    2. ha ha ha ha...

      ya ampun ntar klo saya cerita suka sama hair metal tambah ketahuan dong ya generasi zaman kapannya. wkwkkwkww

      Delete
  5. menjajal bisnis startup memang gampang-gampang susah dan persaingan ke depannya juga semakin berat, bahkan ceo tokopediapun mengakui hal yang demikian, di mana mereka harus bakar uang terus menerus, baru bisa memanen hasilnya, intinya harus kuat di permodalan, link dan kerja sama karyawan, ilmu yang bermanfaat tuh mas, bisa di ambil pengalaman berharganya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Modalnya harus kuat bener bang, seperti skill, pengalaman, dan hal teknis..

      Kalau untuk uang sepertinya ga begitu perlu, kecuali kalau mau main di dunia e-commerce/transport yang udah banyak pemainnya bang..

      Delete
  6. Wah..., keluar dari zona nyaman kayaknya. Sungguh, Mas andie seorang pemberani. Jauh dari kata "takut gagal". Semoga sukses menyertaimu.Salam sehat untuk keluarga di rumah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin, makasi ya mbak.. Sebenarnya lebih ke agak nekat si daripada berani :))

      Delete
  7. Jarang ada orang yang berani keluar di saat ada di zona nyaman.
    Semoga usahanya bisa bermanfaat bagi banyak orang. Semangat usahanya kak!

    ReplyDelete
  8. alhamdulilah ketemu dengan bapak melalui media blog ini. bisa belajar membangun perusahaan walau masih skala lokal. selalu up donk pak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Insyaallah bang, nanti rencana emang banyak share pengalaman nyetar-ap gini bang hihi

      Delete
  9. Toss, kita samaan, bang .. resign dari zona nyaman.
    Tapi bukan startup yang kujalankan tapi jasa.
    Awalnya takut juga ngejalaninnya, tapi keluarga mendesak terus juga nendukung ya sudah aku manut.

    Semoga lancar dan berkembang ya, mas Andie.
    Ikut kudoakan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jasa apa bang? Sama dong kita jasa juga, cuma saya jasa pembuatan aplikasi hihihi

      Kalau keluargaku kebalikan mas, dukungnya malah kerja kantoran T.T

      Delete
  10. wah, keren berani keluar dari comfort zone. itu hal yang sulit buatku. hehe..
    semoga usaha yang sedang dibangun lancar ya mas.. Amiinnn :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiiin! makasi mbak, bukan berani mbak tapi agak nekat :))

      Delete
  11. Kalau sudah planing matang dan perkiraan bakalan berjalan lancar, kenapa nggak? Mendingan bikin perusahaan sendiri, apalagi sudah punya skill dan team yang solid. Bener banget nih, saya kelamaan di comfort zone, jadinya gini-gini aje. Makasih atas nasihatnya, jadi terpecut lagi....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Seperti biasa bang, kita cuma bisa berencana, tapi Allah yang menentukan.. ga banyak juga halangan yang bikin belok-belok dari plan awal bang T.T

      Semangat bang, berada di comfort zone atau tidak sebenarnya itu pilihan.. berhubung saya masih *uhuk* muda, jadi pilihan uncomfort zone saya pilih :))

      Delete
  12. salut sudah bisa keluar dari zona nyaman
    tapi ya
    memulai usaha itu yang susah - susah gampang

    ReplyDelete
    Replies
    1. susah susah gampang
      beneran bang..

      susahnya sekitar 2/3 dari permasalahan wkwkwkw

      Delete
  13. Sukses ya untuk perusahaan start up nya. Jarang lho yang berani keluar dr comfort Zone...semoga lancar/dilancarkan di usahanya yang baru

    ReplyDelete
  14. banyak jalan untuk sukses.... mantap....
    good luck

    ReplyDelete
  15. Padahal gaji nggak usah dicoret juga ngga papa loh Om, orang pada tau 😁

    Emang kalau mau keluar dari zona nyaman harus punya planning dulu ya, jadi nggak bingung akhirnya nyesel udah resign karena belum ada kerjaan lain 😁

    Btw, printer saya juga HP 2336, dapet harga 680ribu, temen2ku malah bilang katanya cartridgenya kalau rusak nyarinya susah 😁
    Padahal di online juga pasti banyak 🤭

    Sukses terus buat usaha barunya ya Om 👍

    ReplyDelete
  16. seneng baca baca kisah temen temen yang berani keluar dari comfort zone nya dan memilih mendirikan sendiri perusahaannya.
    pengen bisa kayak gini tapi belum berani sepertinya dan bingung juga usaha apa ya :D
    aku juga punya printer HP mas Andie, lupa tipe apa, dan waktu itu belinya 600ribuan, yg warna ijo pokoknya

    ReplyDelete
  17. Haaai mas Andie. Saluuut loh berani kluar dari comfort zone. Ga semua org seperti itu. Dan aku yakin org yg berani kluar, pasti mentalnya tangguh.

    Semoga usaha start up nya sukses kedepannya mas. Semakin banyak menjaring pelanggan. ;)

    ReplyDelete
  18. wih apa nih nama perusahaannya kak???

    Aku bisa dibilang terjun juga jadi tim di start up. Dari awal mula pengambilalihan perusahaan yang konvensional yang diubah jadi sebuah start up karena mengedepankan digital. Memang kalo timnya ga solid, sulit bergerak hingga bisa maju

    oia kak Andie, aku juga pakai printer HP dari jaman aku SMA. Tapi catridgenya sering kering karena jarang dipakai wkwkwk sediiih padahal kinerjanya oke2 aee. Sekarang dia uda dipensiunkan huhuh Masih ada sih di gudang.

    ReplyDelete