September 26, 2017

Leather Craft

Seperti yang saya tulis di post sebelumnya, saya sangat amat menyukai leather craft. Kerajinan kulit. Khusunya yang limited production alias diproduksi terbatas. Karena biasanya dibuat secara handmade dan dibuat dengan hati. Tsah.

Bukan produksi massal, yang machine-made, profit-oriented dan lack of innovation.

---

Leather / kulit ini bisa kulit apa aja, bisa domba, buyaya, kuda, kebo, sapi dan lainnya. Cuma yang saya khususkan disini kulit sapi.


Kulit sapi bukan buat kerupuk jangek / kulit ya. Walaupun ya emang enak kalau dikasih kuah gulai. Mak.

---

Dilihat dari sejarahnya, material kulit ini punya sejarah panjang bagi peradaban manusia. Digunakan sekitar 1400 tahun sebelum masehi, jauh sebelum younglek lahir ke bumi. Material ini digunakan diseluruh penjuru dunia dikarenakan durabilitas-nya yang sangat kuat.

Selain kuat, material kulit ini dapat digunakan untuk apa aja (versatile). Bisa sepatu, jaket, gelang, case handphone, jok motor, jok mobil, topi, pouch, sarung tangan, tas, sendal dan lain-lain-lainya (saking banyaknya).

Kalau saya sangat suka wangi kulit-nya, ini yang membedakan kulit asli dengan kulit kw super. Genuine leather yang banyak dipasaran juga biasanya hanya kulit dengan kualitas yang... ya begitulah. Bukan kualitas yang bagus, tapi ya tetap kulit asli.


Kasta paling tinggi pada kulit sapi adalah: Full Grain Leather. Kulit bagian atas dengan semua grain-nya, dapat berubah warna dengan sangat baik namun susah untuk digunakan.

Kasta dibawahnya ada Top Grain Leather dan kasta paling bawah adalah Genuine Leather.

Kulit dapat berubah warna, atau bahasa lainnya Patina. Ini hal yang saya juga sukai dari material kulit. Saya biasanya suka membeli aksesoris kulit dengan warna Natural atau Coklat Muda / Tan. Nantinya seiring waktu, bisa berubah warna menjadi dark brown atau dark red tergantung jenis kulit, jenis penyamakan dan perawatannya.

Patina ini nantinya akan berbeda-beda pada tiap orang. Walaupun produk yang diberi sama persis. Ini karena medan yang yang dilalui si pengguna berbeda-beda. Ada yang ga dirawat, ada yang sering kena hujan, ada yang pernah jatuh ke sungai, ada yang digigit kucing, ada yang selalu dibawah terik matahari, ada-ada aja.

Nah, saya sangat menyarankan untuk tidak membeli kulit dengan warna hitam. Karena nanti, patina-nya tidak kelihatan.

---

Kesimpulannya, material kulit udah ada dari jaman dahulu kala, terkenal akan durabilitas dan versatile-annya dalam membuat apapun. Walaupun harganya relaitf mahal, tapi sepadan dengan keawetan dan ke-classic-annya. Ketika membeli leather craft, usahakan jangan warna hitam karena patina-nya nanti tidak kelihatan.

Sangat-sangat banyak local brand Indonesia yang jual leather craft dengan limited quantity, full of innovation dan handmade. Selain itu, biasanya menggunakan material kulit dengan kualitas terbaik. Karena ketika suatu barang dibuat handmade tapi material tidak bagus, alhasil pekerjaan sia-sia. Ya gak sia-sia juga, tapi ya sayang aja gitu ketika effort tidak sesuai dengan hasil akhir.

Sekian dari saya, terima kerupuk kulit pake kuah gulai.

18 comments:

  1. PERTAMAX! Lah lamo indak dapat pertamax haha

    Apa salah Yuang Lek sampai dibahas-bahas juga disini? Hahaha :))

    Udah banyak produk kulit, bikin give away ndi. Aku siap nampung :D
    Tapi jangan kerupuk kulit yang dibagiin ya -_-

    ReplyDelete
  2. Material kulit emang sudah sangat baik dan saya juga menyukainya.. thanks sharenya mas

    ReplyDelete
  3. Buaya mas buaya, bu yaya mah tetangga saya *loh. Tapi kalo perbedaan kukit sapi sama kambing gimana mas? Secara rata-rata banyak yang pakenya kulit kambing sih.

    Btw info yang bermanfaat kalo yanglek belum lahir 1400 tahun sebelum masehi *eh informasi tentang patina patina kulit sapi maksudnya hehe.

    ReplyDelete
  4. Saya jg suka koleksi barang2 dari kulit mas. Lebih vintage....

    ReplyDelete
  5. Saya juga suka produk terbuat dari kulit, selain tahan lama, juga nyaman dipakai.. tidak kaku.

    ReplyDelete
  6. Kalau saya pribadi kurang suka mas pakai alat2 dari kulit, meskipun masih ada sih beberapa. Cuma lebih suka dibuat kerupuk :p

    ReplyDelete
  7. Kalau aku suka dengan sepatu dan tas berbahan kulit
    awet dan PD pake'nya

    ReplyDelete
  8. sebagai fans leather.. aku juga suka pake aksesoris dari kulit.. asal bukan kulit seperti buaya gitu.

    ReplyDelete
  9. Semoga kulit sapi yang jadi sudah beduk mesjid atau jadi rebana tidak diincar untuk dijadikan kerupuk kulit kuah gulai. :)

    ReplyDelete
  10. Saya suka kulit mlinjo mas..☺☺☺
    Ha..ha.


    Klo yang bahan2 kulit gitu..aku nggak bisa sa ngerawatnya. Mahal juga. Eh..di jogja ada lho sentra kerajinan/perlngkapan hidup dr kulit. Desa Manding namanya.

    ReplyDelete
  11. Bagus kalau dibikin semacam dompet gitu. Dibuat sepatu juga pas, warna coklat cerah kekuning-kuningan.

    ReplyDelete
  12. #catet ya berarti jand yg warna item
    Okesip

    ReplyDelete
  13. sama andie aku juga suka kulit terutama kalo buat tas dompet dan planner
    cakeup dan awet kerajinan kulit bangkit dengan populernya abekani brand tas jogja, harganya wajar dan kualitasnya bagus sayang krn limited dan banyak peminat harganya dimarkup tinggi banget sama tangan kedua :( kalau aku sih jadi gak minat lagi mending beli yg hardwarenya lebih kece dengan harga gak beda jauh: fossil

    ReplyDelete
  14. saya baru tau, jadi sejarah leather cratf masih ada hubungannya dengan kelahiran younglek, hmm

    ReplyDelete
  15. Produk berbahan kulit mehong2.. 😄 Ga kuatbbeli dan rawatnya 😄😄😄😄 padahal bagus2 ☹️

    ReplyDelete
  16. Baru bisa beli topi kulit, selain itu kw semua.
    :D

    ReplyDelete
  17. musti hati2 kalau bahannya kulit ya, sha punya sepatu kulit dan rusak padahal di simpen aja karena sayang makenya. ternyata memang perlu perawatan khusus kalo buat kulit :)

    ReplyDelete