Titik Terjauh

Judulnya berasa pengen nyanyi lagunya Titiek Puspa ya. Burung camaar, tinggi melayang~

Yak, setelah tulisan Out of My Expertise yang lalu, kayaknya bakal asik kalau nulis berkaitan tentang dunia perserpisan. Kalau tukang serpis asli biasanya bikin video tutorial di Youtube. Nah, kalau yang ala-ala, sebaiknya nulis aja karena kalau divideoin kebanyakan panik.

Jadi ini tentang dunia persepisan, instalasian, dan sejenisnya. Cerita ini one of a kind buat saya pribadi, jadi ya worth to write di blog paporit saya ini.

---

Jadi cerita ini tentang pengalaman masang CCTV di Payakumbuh. Lokasinya kira-kira sekitar 200 km dari Pekanbaru atau sekitar 4-5 jam. Ini pertama kalinya saya masang CCTV yang lokasinya jauh begini, yang mungkin sangat biasa di dunia pertukangan ya. Jangan disamain, we are on different level.

Istimewanya, ini untuk supermarket. Eh swalayan gitu, untuk lebih tepatnya.

Ternyata untuk pekerjaan luar kota itu sangat-sangat-very-afi-sangat berbeda dengan pekerjaan dalam kota. Mulai dari perlatan, akomodasi, waktu, tenaga, cemilan dan strategi. Mungkin ini adalah alasan dibalik adanya bus AKDP dan AKAP.

---

Mulai dari transportasi, sebaiknya menggunakan rental mobil karena resiko lebih rendah dibandingkan dengan mobil pribadi. Kecuali kalau punya mobil niaga atau pickup ya. Sudah jelas lebih asik pakai mobil pribadi karena emang itu tujuannya.

Selanjutnya, yaitu makanan. Ketika diluar kota, kita tidak bisa pilih makanan. Paling yang bisa kita pilih yang terdekat dari lokasi proyek, yang biasanya cukup mahal. Ga mungkin kita nyari makanan ala-ala liburan, sambil nyari akun instagram kuliner lokal kan yah? Bawa bekal juga bukan solusi ya 😅 

Selanjutnya tenaga. Perjalanan luar kota itu membutuhkan tenaga ekstra (untuk yang belum biasa). Perlu dipertimbangkan juga ketika tidak ada supir, maka energi akan lebih terkuras. Ketika perjalanan, jangan sampai jetlag atau carlag dan menunda pekerjaan yang akan mengakibatkan semakin lambat penyelesaiannya. Lambatnya waktu, bikin biaya membengkak kayak eceng gondok.

Kemudian yang terakhir, dan yang paling penting adalah strategi. Jadi waktu di Pekanbaru, si owner ingin pasang CCTV 8 kamera, yang menurut saya tidak cukup menjangkau keseluruhan swalayan. Setelah saya berikan penjelasan, owner tetap kekeuh 8 kamera. Akhirnya saya bawa cadangan sekitar 6 kamera tambahan untuk dibawa ke luar kota.

Dan ternyata benar, setelah di lokasi, diperlukan sekitar 14 kamera dan akhirnya biaya proyek naik, cuan-nya juga 🤑 

Bisa dibayangkan kalau saya ga bawa kamera cadangan, betapa rugi-nya 😅

---

Dari pengalaman diatas, bisa disimpulkan bahwa AKAP dan AKDP itu adalah pekerjaan beda dunia. Sama halnya dengan strategi lari sprint 100 meter dengan lari sprint 400 meter. Beberapa poin yang perlu diperhatikan adalah konstrain waktu. Semakin lama waktu pekerjaan, maka biaya konsumsi, transportasi, jasa, cemilan dan ngopi-ngopi juga tentunya bertambah.

Biaya yang bertambah ini harus sebisa mungkin dihindari, atau akan menggerus profit hingga posisi rugi. Pastikan juga membawa beberapa amunisi yang bisa menaikkan harga saat tatap muka dengan konsumen kita. Dapat dipastikan, ketika kita membeli barang di toko-bukan-langganan, harganya bisa ngadi-ngadi.

Terakhir, biaya transportasi antar kota itu sulit dihitung dengan hanya variabel makan, orang, dan mobil. Nyatanya, di lapangan tidak seperti itu. Ngitungnya emang harus pakai hukum kekekalan energi dengan gravitasi Planet Neptunus.