Selamat! Buku ini adalah buku pertama yang saya beli dan saya tamatkan dalam 3 jam. FYI, buku 277 halaman karangan Adhitya Mulya ini bisa didapatkan dengan harga Rp. 48.000. Kali aja butuh informasinya, gitu. Padahal ga butuh.
Adhitya Mulya ini adalah salah satu favorit saya. Dulu saya baca Gege Mencari Cinta dan suka banget! padahal saya juga lupa ceritanya gimana. Jadi saya baru tau buku ini kemarin, padahal terbitnya dari bulan April 2014. Lalu mencari beberapa review di Goodreads. Dengan rating dan teview yang bagus akhirnya saya memutuskan untuk membeli buku ini.
Sabtu Bersama Bapak.
Buku ini menurut saya, buku yang sangat menarik dan sangat bagus untuk memulai tahun baru 2015 ini. Kalo dari pesan yang dikandung buku ini, pasti sudah sering kita denger. Tapi, si Adhit ini mengemasnya dalam bentuk yang menyentuh kalbu hati akhi.
*ambil wudhu*
Sebagai seorang pria yang akan segera menikah dan memiliki anak aamiin, buku ini mengajarkan saya tentang apa itu tanggung jawab sebagai suami, ayah, dan anak secara bersamaan.
Tentang apa saja yang harus disiapkan sebelum memutuskan untuk menikah. Dalam buku ini menerangkan kalo planning si ayah sebagai kepala rumah tangga harus berada 2 langkah didepan.
Ada banyak percakapan dan kalimat yang sesuatu banget dalam buku ini, saya berikan TIGA!
Satya kepada Rissa :
I can't ask for a better you. You, however, deserve a better me.
Cakra kepada Ayu :
Terima saya, jika kamu lihat bahwa saya adalah perhiasan dunia dan akhirat yang baik buat kamu. Karena.. kamu adalah perhiasan dunia dan akhirat untuk saya.
Bapak (Gunawan) kepada anak-anaknya :
Bapak sayang kalian.
Intinya, buku ini adalah cerita tentang keluarga setelah meninggalnya Bapak. Tentang ibu yang berusaha hidup mandiri tanpa merepotkan anak-anaknya. Tentang si sulung dalam menghadapi istri dan anak-anaknya. Tentang bagaimana si bungsu bisa dapat istri. Terakhir, tentang seorang bapak yang selalu hadir tiap hari Sabtu untuk anak-anaknya dan menjawab semua pertanyaaan mereka dalam bentuk video.
Bapak kepada anak-anaknya :
I don't let death take these, away from us. I don't give death, a chance.
Buku ini bikin berlinang air mata, ngakak, haru pada saat yang berdekatan. Ditambah footnote-footnote si Adhit yang ga penting bikin ngakak.
Jujur sih, ini novel terbaik dalam rak buku saya sampai saat ini. Padahal cuma satu buku doang.
Btw, ini bukan review atau resensi ya. Setidaknya saya merasa begitu hahaha *dilempar sorban*
Jadi pengen baca... Pinjami aku ya.. #gamodal T.T
ReplyDeleteOiya, aku penggemar teh Ninit Yunitanya lho.. Klo menggemari suaminya, itu pernah sih, tp sejak punya kamu aku insaf menggemarinya #curhat *oops
Itu.. Itu buat aku ya
Bukan bukunya,
Hatimu aja
:p
nda boleh baca, buku bapak-bapak ini X))
ReplyDeleteKalo aku belum pernah baca buku teh Ninit-nya T.T
hatiku padamu dari awal *kecup*
Lagi memasuki masa2 males baca buku :D, lagi seneng maenan sama anak
ReplyDeletebukunya emang oke banget, cocok buat kado nikahan haha
ReplyDeletewaini... tunggu.. selesa dibaca bukunya..hihihihi..
ReplyDeleteoooh ini bukan review ya????
ReplyDeletekalo gitu ini juga bukan komentar
#dilemparmartabak
sowan doang..bukan koment lho..
ReplyDelete#soale ga bawa buah tangan heheh
Aku udah baca bukunya dooong~ punya juga beli dr si anyin hakhakhak..
ReplyDeleteBukunya bagus bgt yak.. kalo aku suka percakapan gak penting mereka via email.
hoi update woy
ReplyDeletengapa pula rajin komen rajin apdet kagak nak
hoi update woy
ReplyDeletengapa pula rajin komen rajin apdet kagak nak
baru baca bukan reviewnya, tapi pengen baca buku bapak-bapaknya.
ReplyDelete